Kerajaan Sadeng, Kekayaan Sejarah Jatim yang Terlupakan

-
Kerajaan Sadeng, Kekayaan Sejarah Jatim yang Terlupakan
Kerajaan Majapahit disebut banyak mendapat suplai kebutuhan pangan dari Kerajaan Sadeng. | Ilustrasi: IstKerajaan Majapahit disebut banyak mendapat suplai kebutuhan pangan dari Kerajaan Sadeng. | Ilustrasi: Ist
Kerajaan Majapahit disebut banyak mendapat suplai kebutuhan pangan dari Kerajaan Sadeng. | Ilustrasi: Ist

Banyak kekayaan sejarah belum digali pemerintah daerah. Salah satunya Kerajaan Sadeng yang dahulu kala berpusat di Puger, Jember.

DAHULU kala, di Nusantara banyak berdiri kerajaan besar dan memiliki pengaruh yang kuat, termasuk kerajaan yang berpusat di Jawa Timur. Namun publik hanya mengenal segelintir, seperti Majapahit dengan pusat kerajaan di Mojokerto serta Dhoho di Kediri.

Di luar dua nama besar tersebut, sejatinya, ada beberapa kerajaan yang berdiri dan eksis di Jatim pada masa lampau. Salah satunya Kerajaan Sadeng.

Kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan di sekitar Kabupaten Jember dan Bondowoso, dengan ibu kota kerajaan di wilayah Puger, Jember. Ironisnya, pemerintah daerah maupun provinsi kurang memberi peran dalam menggali sejarah Kerajaan Sadeng.

"Kerajaan Sadeng menjadi lumbung pangan, bahkan mensuplai kebutuhan pangan Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan besar," tutur Pengamat Sejarah, Yopi Setiyo Hadi.

"Warga Jatim dan khususnya Jember harus tahu sejarah ini, apalagi warga Kecamatan Puger. Ini memperkaya khazanah sejarah dan budaya Jatim," sambungnya.

Yopi, bahkan telah melakukan penelitian tentang Kerajaan Sadeng ini sejak 2007. Hasil temuannya juga sudah didiskusikan di Gedung PAUD Dusun Gedangan Desa Puger Kulon, Kecamatan Peter, Kabupaten Jember, Kamis (11/4/2019).

Dalam diskusi yang diikuti aktivis mahasiswa dan pemuda Puger tersebut, pihaknya mengupas tuntas tentang Kerajaan Sadeng. Apalagi literatur tentang kerajaan ini tergolong minim.

Kalaupun ada, literatur yang menuliskan Kerajaan Sadeng terkesan minor, karena hanya soal pemberontakan Sadeng yang kemudian berhasil ditumpas pasukan Kerajaan Majapahit.

Yopi yang merupakan pengelola Boemi Poeger Persada itu melanjutkan, pemberontakan Sadeng pada 1331 Masehi dikisahkan lewat Kitab Pararaton. Padahal, Sadeng memiliki makna strategis dalam menopang Kerajaan Majapahit.

Penaklukan Sadeng, begitu pula Ketha merupakan batu pijakan bagi Gajah Mada dalam menggapai puncak karirnya, serta menjadi batu pijakan dari Kerajaan Majapahit menuju puncak kejayaan dan keemasannya, urai Yopi.

Masih Ditulis Parsial

Diskusi temuan jejak Kerajaan Sadeng di Desa Puger Kulon, Kecamatan Peter, Jember. | Foto: IstDiskusi temuan jejak Kerajaan Sadeng di Desa Puger Kulon, Kecamatan Peter, Jember. | Foto: Ist
Diskusi temuan jejak Kerajaan Sadeng di Desa Puger Kulon, Kecamatan Peter, Jember. | Foto: Ist

Sementara Dana, moderator diskusi menggarisbawahi, sumber dasar yang menginformasikan keberadaan Sadeng sebagai sesuatu kerajaan adalah Kitab Pararaton dan Negarakretagama atau Desawarnana.

Selain itu, keberadaan Kerajaan Sadeng telah ditulis secara parsial oleh beberapa peneliti pada masa Hindia Belanda, seperti Berg, Kern, serta NJ Krom.

Selebihnya, peserta diskusi yang sebagian besar generasi muda Puger, sangat antusias tatkala diungkapkan, bahwa wilayah Kerajaan Sadeng berpusat di Puger dengan luas wilayah meliputi Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso pada masa kini.

Wilayah Kerajaan Sadeng ini memiliki potensi sumber daya alam yang lengkap dan merupakan lumbung pangan.

ยป Baca Berita Terkait Warna-Warni

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.