Lesbumi: Pembangunan Daerah Butuh Peranan Seni Budaya

Reporter : barometerjatim.com -
Lesbumi: Pembangunan Daerah Butuh Peranan Seni Budaya

Sarasehan budaya PC Lesbumi NU Lamongan, Sabtu (2/2/2019). | Foto: Barometerjatim.com/hamim anwarSarasehan budaya PC Lesbumi NU Lamongan, Sabtu (2/2/2019). | Foto: Barometerjatim.com/hamim anwar
Sarasehan budaya PC Lesbumi NU Lamongan, Sabtu (2/2/2019). | Foto: Barometerjatim.com/hamim anwar

LAMONGAN, Barometerjatim.com Setiap daerah atau wilayah memiliki karakteristik kebudayaan tersendiri, sesuai dengan peradaban yang berkembang di tengah masyarakat.

Seperti halnya di Kabupaten Lamongan yang memiliki banyak potensi seni budaya, namun eksistensinya juga belum banyak diketahui generasi muda saat ini.

Ketua PC Lesbumi NU Lamongan, Supriyo mengatakan, jika melihat sejarahnya pada masa sebelum 1900-an, peta Kabupaten Lamongan terbagi menjadi dua wilayah tumenggungan, yakni wilayah Utara (Sedayu Lawas), dan Wilaya Selatan (Lamongan).

"Dulu Kabupaten Lamongan itu sebelumnya dua wilayah yang disatukan. Sehingga banyak memiliki potensi seni kebudayaan," kata Supriyo, dalam acara sarasehan budaya bertema Revitalisasi Seni Budaya Lamongan Dalam Membangun Jati Diri Islam Nusantara di Saddar Coffe, Jalan Sunan Drajat, Lamongan, Sabtu (2/3/2019).

Supriyo menyampaikan, peranan seni budaya dalam kemajuan daerah seharusnya menjadi hal yang sangat penting dalam penentu arah kebijakan pembangunan daerah. Sehingga, pembangunan daerah ke depannya memiliki karakter atau ciri tersendiri.

"Itulah perlunya merevitalisasi seni budaya daerah dalam rangka membangun jati diri daerah. Tanpa revitalisasi kebudayaan, kemungkinan kecil pembangunan daerah berkarakter," tegasnya.

Perlu Langkah Konkret

Di sisi lain, penulis buku Melihat Tradisi Muslim Dari Balik Hutan, Syarif H mengatakan, untuk merevitalisasi seni budaya perlu memulai langkah konkret dengan mendokumentasikan baik tulisan atau karya lainnya agar warisan budaya tidak punah.

"Kita semua harus menjaga, merekam dan mencatat seni budaya di era digitalisasi. Kalau tidak, maka akan punah ditelan zaman," kata Syarif.

Dia mencontohkan, seorang mahasiswa jurusan bahasa Arab dalam tugas akhirnya menggunakan bahasa Arab, begitu juga jurusan bahasa Inggris. Tapi kenapa ketika jurusan bahasa Jawa tugas akhirnya bukan pakai huruf Jawa, dan tentunya masih banyak contoh lain tentang budaya yang memerlukan revitalisasi.

"Ini yang harus dipikirkan, bagaimana agar warisan budaya masuk melalui dunia pendidikan. Sebab, dunia pendidikan adalah tempat masuknya pengetahuan tentang kebudayaan," terangnya.

Sementara Wakil Rais Syuriyah PCNU Lamongan, KH Biin Abdussalam menyampaikan, perubahan zaman menjadi sebuah keniscayaan membuat pelestarian budaya sangat penting, karena budaya juga menjadi identitas dan karakter daerah di nusantara.

"Ancaman budaya asing akan menghilangkan budaya asli kita, apabila tidak dilakukan upaya peneguhan eksistensinya. Lesbumi harus berperan menjadi referensi kebudayaan bangsa," pintanya.

» Baca Berita Terkait Lamongan, Lesbumi

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.