Profil Singkat 6 Tokoh Penerima Gelar Pahlawan Nasional

SALAMI ANIES BASWEDAN: Presiden Joko Widodo menyalami Anies Baswedan usai menyerahkan penghargaan untuk kakeknya, Abdurrahman Baswedan. | Foto: Humas Kemensos
JAKARTA, Barometerjatim.com Tahun ini, pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh. Pemberian dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/11). Siapa saja mereka?
1. Abdurrahman Baswedan Jabatan: Dubes Indonesia untuk Liga Arab Lahir: Surabaya, 9 September 1908 Wafat: Jakarta, 16 Maret 1986 Tempat Pemakaman: TPU Tanah Kusir, Jaksel
ALMARHUM Abdurrahman Baswedan terlibat dalam dunia pergerakan dengan mengusung cita-cita mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Sebagai keturunan Arab, dia menyuarakan cita-citanya lewat kelompok masyarakatnya dan masyarakat Indonesia secara luas. Dia secara konsisten memperjuangkan integrasi keturunan Arab ke dalam bangsa Indonesia.
Perjuangannya dilakukan melalui dunia jurnalistik, yaitu dengan tulisan-tulisannya di berbagai surat kabar, dalam dunia kepartaian melalui PAI (Partai Arab Indonesia) hingga BPUPKI.
Setelah keluar dari dunia politik pada 1960, Abdurrahman mengalihkan perjuangannya ke dalam dunia pendidikan, dakwah dan budaya.
2. Agung Hajjah Andi Depu Jabatan: Permaisuri Arajang Balanipa ke-51, Arajang Balanipa 52, Ketua Swapraja Lahir: Tinambung Poliwali Mandar, 19 Agustus 1908 Wafat: 18 Juni 1985 di Rumah Sakit Pelamonia Makassar Tempat Pemakaman: Taman Makam Pahlawan Panaikan, Makassar
ANDI DEPU adalah pelaku sejarah Indonesia dan merupakan sosok perempuan yang telah memberikan dedikasi, serta loyalitas yang tinggi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu cara, yakni dengan mengerahkan dan mengoordinasikan semangat spontanitas pemuda-pemudi untuk melawan penjajahan di Indonesia.
3. Depati Amir Jabatan: Pemimpin perjuangan melawan penjajahan di Tambang Timah Lahir: Mendara, Pulau Bangka, 1805 Wafat: Kupang, NTT, 28 September 1869 Tempat Pemakaman: Pemakaman Muslim Batukadera, Kupang
MASA perlawanan almarhum Depati Amir berlangsung cukup lama, 1830-1851, dan berhasil menyertakan gabungan warga lokal serta komunitas asing pendatang (penambang Tionghoa).
Walau taktik perang gerilya tidak cukup menimbulkan perlawanan yang masif, menyeluruh, dan berakibat kepada masalah logistik yang melemahkan barisan, kualitas perlawanan Depati Amir dan efek yang ditimbulkannya menyebabkan konflik internal dalam birokrasi pemerintahan kolonial Hindia-Belanda.
Konflik antara pihak militer dan birokrasi sipil juga turut membantu keberlangsungan perlawanan Depati Amir cukup lama, lebih dari 20 tahun.
4. Mr Kasman Singodimedjo Jabatan: Penghulu, Carik dan Polisi Pamong Praja di Lampung Tengah Lahir: Poerworedjo, Jawa Tengah, 25 Februari 1904 Wafat: Jakarta, 25 Oktober 1982 Tempat Pemakaman: Pemakaman Umum Tanah Kusir
KASMAN merupakan pemersatu bangsa yang terlihat dalam proses pengesahan UUD 1945. Kasman adalah tokoh Muhammadiyah yang menjadi pioner banyak lembaga baru saat republik ini baru berdiri.
Dia adalah ketua KNIP (parlemen) pertama, Jaksa Agung kedua yang memelopori pembenahan organisasi Kejaksaan Agung, pemimpin Badan Keamanan Rakyat, dan memelopori pembentukan Tentara Keamanan Rakyat sebagai cikal bakal TNI.
Kasman orang yang kritis tidak hanya pada masa Soekarno juga pada masa Soeharto. Sebagai salah satu founding father bangsa, dia sangat terpanggil untuk meluruskan saat negara salah urus, siapapun pemimpinnya.
5. Pangeran Mohamad Noor Jabatan: Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Lahir: Martapura, 24 Juni 1901 Wafat: Jakarta, 15 Januari 1979 Tempat Pemakaman: Kompleks Makam Sultan Adam, Martapura, Banjar, Kalsel
PARA AHLI WARIS: Ahli waris penerima gelar Pahlawan Nasional di Istana Merdeka, Kamis (8/11). | Foto: Humas Kemensos PARA AHLI WARIS: Ahli waris penerima gelar Pahlawan Nasional di Istana Merdeka, Kamis (8/11). | Foto: Humas Kemensos
PANGERAN Mohammad Noor berjuang bersama-sama rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan dimulai sejak dia masih kuliah di THS Bandung, lalu ikut terlibat menjadi anggota Jong Islamieten Bond.
Sebuah organisasi kepemudaan yang ikut berjuang menyatukan gerakan pemuda yang masih berbeda-beda visinya menjadi satu visi, yaitu: Indonesia merdeka.
Baca: Hari Ini 6 Pahlawan Nasional Ditetapkan, Tak Ada dari Jatim
Sebagai gubernur Kalimantan yang berkedudukan di Yogyakarata, untuk mempertahankan kemerdekaan, dia melakukan pelatihan militer kepada para muda Kalimantan untuk diterjunkan ke medan perang menghadapi Belanda di Kalimantan.
Setelah menjadi gubernur, Mohammad Noor melakukan perkerjaan yang banyak membawa kemajuan pembangunan di Kalimantan dan khususnya Kalimantan Selatan. Atas kerja keras dan pengabdiannya Kalimantan mengalami kemajuan.
6. Brigjen KH Syamun (Samioen, Samoen Bin Alwijan) Jabatan: Bupati Serang (Januari 1946-Maret 1949) Lahir: Citangkil, Cilegon, Banten, 5 April 1894 Wafat: Gunung Cacaban, Cilegon, 2 Maret 1949 Tempat Pemakaman: Desa Kamasan, Kecamatan Cinangka, Serang, Banten
BRIGJEN KH Syamun adalah representasi rakyat Banten untuk Indonesia dalam kepahlawanannya. Ruang lingkup perjuangannya tidak sebatas secara fisik di Banten, tetapi bergema dan memiliki kontribusi secara nasional.
Dia melakukan tugasnya dengan baik, sehingga menambah keyakinan Soekarno-Hatta dalam mempertahankan negara dari ancaman Gerakan Dewan Rakyat, yang melakukan teror-teror untuk membentuk wilayah sendiri. Terpisah dari RI yang dipimpin Presiden Soekarno dan Wapres Mohammad Hatta.
Baca: Keputusan Gelar Pahlawan Gus Dur di Tangan Jokowi
Syamun memiliki sikap dan semangat yang tinggi anti-penjajah dan nasionalisme. Hal ini diekspresikan melalui pendekatan pendidikan (membangun pesantren), perjuangan bersenjata (memiliki posisi penting dalam PETA, panglima BKR dan TKR) , serta mengirimkan kader-kader terbaiknya dari Banten dalam proses kemerdekaan RI.
» Baca Berita Terkait Pahlawan Nasional, Jokowi