Khofifah Ajak Santri Adaptasi dengan Ekonomi Digital

TANTANGAN EKONOMI DIGITAL: Khofifah, tantangan NU adalah penguatan ekonomi dan hari ini berada di era ekonomi digital. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
TULUNGAGUNG, Barometerjatim.com Sebelum Nahdlatul Ulama (NU) diputuskan menjadi nama organisasi, sebetulnya sudah pernah diluncurkan KH Abdul Wahab Chasbullah nama Nahdlatut Tujjar (NT) yang bermakna kebangkitan para pedagang.
Dari NT ini, layanan pendidikan NU berkembang luar biasa. Begitu pula layanan kesehatan maupun layanan melalui lembaga sosial yang jumlahnya tidak sedikit.
"Sekarang tantangan NU adalah penguatan ekonomi, dan hari ini kita berada dalam era ekonomi digital," kata Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa usai menghadiri Haflah Hari Santri Nasional (HSN) di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Selasa (23/10) malam.
Baca: Dari Jatim, Khofifah Gagas Kongres Pemuda Kampung
Karena itu, dalam suasana peringatan HSN ini, Khofifah mengajak para santri untuk beradaptasi dengan ekonomi digital. Peluang NU sangat besar karena sudah banyak elemen NU yang memiliki kemampuan di bidang IT (Information Technology).
Ini karena di era ekonomi digital, untuk membuat NU atau Muslimat NU Mart, misalnya, tidak harus menyiapkan lahan atau gedung yang luas. Infrastrukur yang perlu disiapkan hanya aplikasi dengan mekanisme ekonomi digital.
Baca: Pembakaran Bendera di Garut, Khofifah: Serahkan ke Polisi
"Revitalisasi Nahdlatut Tujjar harus sudah masuk pada ekonomi digital. Bagaimana ekonomi digital ini menjadi inspirasi seluruh santri," kata Khofifah.
"Bagaimana kemudian para santri di lingkungan NU bisa mengikuti jejak Elon Musk, Steve Jobs atau Jack Ma. Mereka ini bisa menjadi referensi strategis untuk melakukan revitalisasi Nahdlatut Tujjar," tandasnya.
Bangun Kemandirian NU
HAFLAH HSN 2018: Khofifah menghadiri Haflah Hari Santri Nasional (HSN) di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Selasa (23/10) malam. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN HAFLAH HSN 2018: Khofifah menghadiri Haflah Hari Santri Nasional (HSN) di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Selasa (23/10) malam. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
Khofifah berharap, jangan sampai Indonesia yang jumlah penduduknya 200 juta lebih hanya menjadi pasarnya asing. "Kita bisa memanfatkan besarnya penduduk Indonesia menjadi captive market kita (NU). Tapi syaratnya, siapkan untuk menjadi pelaku-pelaku startup."
Karena itu, jelas Khofifah, kalau HSN menjadi referensi untuk bela negara, maka bela negara hari ini tentu tidak dilakukan melalui kekuatan fisik tapi membangun kemandirian NU.
Baca: Hari Santri, Khofifah Napak Tilas di Kampung Lawas Maspati
"Secara spesifik kita masuk pada era ekonomi digital, maka startup akan menjadi bagian penting bagi para santri, baik yang ada di pesantren maupun yang sudah selesai nyantrinya," pungkasnya.