Orang Nganggur di Jatim Masih 960,7 Ribu, Lagi-lagi Terbanyak Lulusan SMK!
SURABAYA | Barometer Jatim – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jatim per Agustus 2025 sebesar 3,88 persen atau secara jumlah masih sebanyak 960,7 ribu.
Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja di Jatim terdapat sekitar 3-4 orang nganggur. Meski demikian, TPT secara umum mengalami penurunan.
“Turun 0,31 persen dibandingkan Agustus 2024,” terang Kepala BPS Jatim, Zulkipli dalam keterangannya, Jumat (7/11/2025).
Dari 960,7 ribu pengangguran di provinsi yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa tersebut, lagi-lagi lulusan SMK tetap mendominasi.
“Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, TPT di Jatim menunjukkan pola yang relatif serupa sejak Agustus 2023 hingga Agustus 2025,” kata Zulkipli.
“Dalam periode tersebut, lulusan SMK secara konsisten mencatatkan TPT tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya,” sambungnya.
SMK MENDOMINASI: Pengangguran di Jawa Timur berdasarkan pendidikan tinggi yang ditamatkan. | Sumber: BPS Jatim
Pada Agustus 2025, TPT lulusan SMK tercatat 6,78 persen, menurun dari 6,81 persen pada Agustus 2024 dan 8,70 persen pada Agustus 2023, tetapi masih menjadi yang tertinggi.
“Kondisi ini menunjukkan, bahwa lulusan SMK masih menghadapi tantangan dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya,” ucap Zulkipli.
Sebaliknya, TPT terendah terus ditempati kelompok berpendidikan SD ke bawah, yaitu 2,12 persen pada Agustus 2025, naik dari Agustus 2024 (1,92 persen) tetapi turun dari Agustus 2023 (2,24 persen).
Rendahnya TPT pada kelompok ini, umumnya disebabkan banyaknya pekerja yang terserap di sektor informal dengan jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan pendidikan formal tinggi.
Perkotaan Lebih Tinggi
Sedangkan jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT di perkotaan pada Agustus 2025 tercatat sebesar 4,53 persen, lebih tinggi dibandingkan TPT di perdesaan yang sebesar 2,93 persen.
“Perbedaan ini menunjukkan, bahwa tekanan pasar kerja di wilayah perkotaan masih relatif lebih tinggi dibandingkan di wilayah perdesaan,” ujar Zulkipli.
Dibandingkan Agustus 2024, TPT perkotaan meningkat tipis sebesar 0,04 persen dan TPT perdesaan menurun cukup signifikan sebesar 0,85 persen poin.
Penurunan di wilayah perdesaan ini, sejalan dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan kegiatan musiman lainnya yang banyak terdapat di wilayah pedesaan.
Kecenderungan ini menunjukkan, penurunan TPT secara keseluruhan di Jatim pada periode Agustus 2025 lebih banyak didorong perbaikan kondisi pasar kerja di wilayah perdesaan, sementara TPT di wilayah perkotaan relatif stagnan.
“Hal ini juga menandakan, bahwa pergerakan tenaga kerja di pedesaan lebih dinamis pada periode Agustus 2025 dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Zulkipli.{*}
| Baca berita Pengangguran. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur