Gibran Didesak Dicopot, Gus Hans Khawatir Nanti Ada Gubernur Tak Perform Diminta Turun!

Reporter : -
Gibran Didesak Dicopot, Gus Hans Khawatir Nanti Ada Gubernur Tak Perform Diminta Turun!
PRESEDEN BURUK: Gus Hans, desakan agar Gibran dimakzulkan bisa jadi preseden buruk. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

SURABAYA | Barometer Jatim – Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans turut bersuara terkait desakan ratusan purnawirawan TNI agar Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka dimakzulkan.

Bagi Gus Hans, sebaiknya siapa saja termasuk purnawirawan TNI bisa menghargai proses demokrasi dan Gibran adalah wakil presiden yang dipilih rakyat secara konstitusional.

“Maka sebaiknya kita konsentrasi untuk bagaimana caranya menyelesaikan masa jabatan ini dengan husnul khatimah, yaitu jabatannya Mas Gibran mendampingi Pak Prabowo. Kita sangat menerima jika ada kritik dan saran yang konstruktif dalam proses pelaksanaannya,” katanya, Senin (5/5/2025).

“Jadi saya berharap para purnawirawan bisa memberikan masukan atau kritik yang konstitusional, sehingga bisa menyelamatkan bangsa ini tanpa harus merusak garis konstitusi yang telah disepakati bersama,” sambungnya.

Wakil Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang itu yakin, generasi muda masih memerlukan contoh atau uswah dari para senior dalam berbangsa dan bernegara dengan komitmen menjaga konstitusi yang kita junjung bersama.

“Nanti terjadi preseden buruk terhadap proses demokrasi yang ada di Indonesia ini, nanti berdampak kepada suksesi kepemimpinan yang ada di semua lini,” kata Gus Hans.

“Nanti khawatirnya ada gubernur yang tidak perform, tiba-tiba ada yang demo minta diturunkan hanya karena dasar tidak perform saja. Nah ini yang kita khawatirkan, nanti preseden buruknya itu,” tandasnya.

Jadi baik bupati, gubernur, atau siapa pun kalau sudah dipilih maka menjadi konsekuensi dan risiko dari sebuah pilihan. Jadi nanti tidak ada contoh yang bisa menurunkan jabatan gubernur maupun bupati, hanya karena tidak perform dalam kerjanya.

“Kecuali kalau yang bersangkutan berlaku kriminal. Misalnya saja seorang gubernur korupsi, itu baru bisa diturunkan, diganti, walau ada proses yang harus diikuti sebagaimana konstitusi,” ujarnya.

"Kan kasihan gubernurnya jika mudah diturunkan hanya karena performa yang pasti itu subjektif," pungkas Gus Hans.{*}

| Baca berita Gus Hans. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.