Kasus Kanker Leher Rahim di Surabaya Turun dari 413 Jadi 201, Kata Dinkes Ini Penyebabnya!

SURABAYA | Barometer Jatim – Jumlah kasus kanker leher rahim di Kota Surabaya mengalami penurunan selama dua tahun terakhir. Berdasarkan data ICD-X di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), khususnya di Puskesmas se-Surabaya, pada 2023 tercatat ada 413 kasus sedangkan di 2024 turun menjadi 201 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina menuturkan, penurunan tersebut buah dari upaya Pemkot Surabaya melakukan pencegahan secara masif selama dua tahun terakhir. Pencegahan yang dilakukan, yakni melalui sosialisasi hingga skrining setiap sebulan sekali di seluruh wilayah kecamatan.
Sosialisasi hingga skrining kanker leher rahim ini, tandasnya, bagian dari upaya deteksi dini yang ditujukan kepada perempuan usia 30-69 tahun.
“Deteksi dini kanker leher rahim itu dilakukan menggunakan metode self sampling, atau pengambilan bahan pemeriksaan sendiri dan provider sampling HPV DNA,” katanya, Jumat, (17/1/2025).
Nanik menjelaskan, sosialisasi dan skrining kanker leher rahim dilakukan secara berkala oleh Pemkot. Salah satunya seperti yang akan digelar di Kelurahan Manukan Kulon. Di kelurahan tersebut, Pemkot melalui Dinkes Surabaya menyasar 5.500 peserta.
“Proses skrining HPV DNA yang akan dilakukan di Kelurahan Manukan Kulon menggunakan metode self sampling,” katanya.
Jika hasil skrining HPV DNA-nya negatif maka akan diulang lima tahun kemudian, akan tetapi jika positif maka akan dilakukan IVA (inspeksi visual asam asetat) untuk menentukan rencana tindak lanjut.
“Apakah dilakukan thermal ablasi atau dirujuk ke RSUD BDH untuk dilakukan LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure) atau prosedur pembedahan pengangkatan jaringan serviks,” jelasnya.
Sosialisasi ini, lanjutnya, tidak hanya dilakukan kepada masyarakat, akan tetapi Pemkot juga menggelar pelatihan untuk tenaga kesehatan yang ada di wilayah Kelurahan Manukan Kulon.
Nakes yang mengikuti pelatihan di antaranya ada 7 orang bidan, 7 perawat, dan 3 dokter. Rencananya, skrining kanker leher rahim dilakukan kembali pada Februari, minggu ketiga April hingga September 2025.
Upaya Pemkot untuk mencegah kanker leher rahim, juga dioptimalkan melalui pemberian program nasional berupa layanan imunisasi HPV pada anak perempuan sekolah tingkat SD/MI/Sederajat, antara kelas 5 dan 6. Selain itu, Pemkot Surabaya menyediakan layanan skrining kanker leher rahim gratis di 63 Puskesmas se-Surabaya.
“Di 63 Puskesmas se-Surabaya sudah memiliki layanan skrining kanker leher rahim melalui metode IVA, dan semua masyarakat wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah, atau sudah pernah kontak seksual, dapat mengakses layanan tersebut secara gratis,” terangnya.
Nanik berharap kepada masyarakat, terutama wanita di Surabaya untuk peduli terhadap adanya risiko kanker leher rahim. Dia mengimbau agar melakukan pengecekan secara berkala di Puskesmas terdekat sesuai wilayah tempat tinggalnya masing-masing.
“Bagi masyarakat, terutama wanita usia 30-69 tahun, ayo lakukan deteksi dini melalui skrining IVA/HPV DNA sebagai upaya pencegahan terhadap kanker serviks (leher rahim). Skrining ini, dapat diakses dan dilakukan di Puskesmas terdekat sesuai wilayah tempat tinggal,” ucapnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur