Melawan Petugas, Bandar Sabu Jalur Darat Ditembak Mati

BARANG BUKTI: Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin (berkaca mata kiri) bersama jajarannya menggelar barang bukti pengungkapan bandar sabu-sabu di RS Bhayangkara, Selasa (22/8). | Foto: Barometerjatim.com/BAYAN AP
SURABAYA, Barometerjatim.com Junaidi Saputra (33), asal Dumai, Riau, Sumatera, harus mengakhiri hidup dengan cara ditembak mati petugas dari tim Ditreskoba Polda Jatim.
"Saat hendak diamankan, tersangka melarikan diri dan melawan petugas. Setelah diberi tembakan peringatan masih lari, terpaksa langsung ditembak di tempat," ungkap Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin di RS Bhayangkara, Selasa (22/8).
Junaidi adalah satu dari dua pengedar narkoba jenis sabu-sabu di Surabaya dan Gresik yang berhasil diungkap Polda. Pengungkapan, tutur Machfud, bermula dari penangkapan seorang perempuan bernama Yiska di Surabaya pada 11 Agustus lalu. Saat itu, petugas mengamankan 4 Kg sabu dari tangan tersangka.
Baca: Polda Jatim Buru Penyebar Video Garam Oplosan Kaca
Dari pengembangan kasus, polisi kemudian memburu tersangka, Junaidi di Gresik dan mengamankan 5 Kg sabu. Tapi tersangka berusaha kabur menuju area persawahan, bahkan berusaha melawan petugas menggunakan paving.
Dalam kondisi berbahaya, petugas terpaksa menembak mati tersangka. "Kalau memang bandar besar dan melawan saat ditangkap, sesuai prosedur, maka sikat (tembak mati) saja," tegas jenderal bintang dua tersebut.
Lajut Machfud, berat total sabu yang diamankan dari dua tersangka di Surabaya dan Gresik ini yakni 9 Kg atau senilai Rp 16,2 miliar.
"Dari ungkap kasus ini, kami berhasil mengamankan 9 Kg sabu, yang didatangkan dari Jakarta oleh tersangka yang juga residivis di daerah Riau," ucapnya.
Baca: KPK Obok-obok Jatim, Polda Merasa Tetap Juara
Dari Jakarta ke Surabaya, kata Machfud, tersangka membawa serbuk kristal tersebut menggunakan kereta api. "Karena dengan pesawat mudah terdeteksi, maka untuk mengelabuhi perugas mereka memakai kereta api."
Hasil pendalaman petugas, ternyata masih banyak jaringan lain yang menggunakan jalur darat untuk mengedarkan narkoba. Untuk itu, kata Machfud, pihaknya akan berkoordinasi dengan DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
"Karena peredaran ini lintas provinsi. Tentu kami masih harus mengembangkannya dan berkoordinasi dengan kepolisian di Jakarta dan Jawa Tengah," tandasnya.