Jaringan Pelaku Bom Surabaya dalam Analisa Adik Amrozi

TERAFILIASI ISIS: Ali Fauzi, pelaku teror bom di Surabaya bisa jadi jaringan baru yang terafiliasi dengan ISIS. | Foto: Barometerjatim.com/ HAMIM ANWAR
LAMONGAN, Barometerjatim.com Eks kombatan dan instruktur perakit bom Jamaah Islamiyah (JI) Jatim, Ali Fauzi menduga para pelaku teror bom di tiga gereja di Surabaya merupakan jaringan baru yang terafiliasi dengan Islamic State Iraq and Suriah (ISIS).
"Saya tidak kenal pelaku, tapi saya tahu sebagian rekam jejaknya. Konon, yang bersangkutan pernah menjadi deportan dari Syiria," kata Ali di kantor Yayasan Lingkar Perdamaian Indonesia (YLPI) yang didirikannya di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Senin (14/5).
"Jika seperti ini jaringannya sebetulnnya bukan hanya lokal, tapi jaringan internasional," tandasnya.
Menurut Ali, mempelajari aksi teroris yang ada di Indonesia saat ini terdapat dua kelompok jaringan. Pertama, kelompok jaringan lama yang didominasi kelompok JI dan Kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
Baca: Teror Bom, Senator Nawardi: Pelaku Bukan Umat Islam!
Tetapi pada 2010 ke atas muncul kelompok jaringan baru seiring dengan perlawanan dari kelompok Santoso dkk, Basri, Ali Kalora di Poso, serta munculnya Islamic State di Irak dan Suriah.
"Kalau diamati secara teliti, maka kelompok baru inilah yang sering melakukan serangan-serangan masif peledakan di beberapa lokasi, seperti di Surabaya ini. Tentu rentetan aksi tersebut tidak bisa kita pisahkan," tambah eks kombatan MILF dan Poso itu.
Baca: Pakde Karwo: Jangan Takut Terorisme, Harus Dilawan!
Adik kandung almarhum Amrozi bin Nurhasyim, bomber Bali II, menyampaikan rentetan kejadian ledakan bom bunuh diri di Surabaya merupakan jaringan baru yang sengaja digerakkan kelompok jaringan lama yang masih terhubung dengan jaringan ISIS.
"Ini grup pelakunya. Kalau lihat rentetan ledakan yang terjadi, kemungkinan pelakunya juga kelompok lama yang terafiliasi pada jaringan baru," jelas Ali.
Kejahatan Luar Biasa
Dia menambahkan, aksi di Mako Brimob beberapa hari lalu juga bisa saja menjadi trigger bagi pelaku teror untuk melakukan rentetan aksi-aksi teror lainnya. "Karena ini dikendalikan jaringan yang masih terhubung," katanya.
Namun dia membantah jika para pelaku bom bunuh diri di sejumlah gereja dan rentetan ledakan lainnya di Surabaya terkait jaringan teman-temannya yang ada di Lamongan. Sebab, di Lamongan juga terdapat dua jaringan yakni di Lingkar Perdamaian dan Jaringan Pantura.
"Kalau terkait jaringan teman-teman di Lingkar Perdamaian tentu tidak. Mungkin saja terkait jaringan Pantura yang ada di Paciran, bisa jadi, tapi saya tidak tahu," tuturnya.
Baca: Kutuk Teror Bom di Surabaya, Khofifah Minta Warga Tak Takut
Selebihnya, Ali meminta agar para eks napiter atau kombatan agar tidak lantas mengamini tindakan tersebut. Sebab, aksi teror bom merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang harus dilawan bersama-sama.
"Untuk saudaraku yang masih memilih jalan radikal agar melakukan afirmasi, merubah mindset radikal dengan mengintrospeksi diri atas tindakan yang selama ini dilakukan. Mari kita bantu pihak kepolisian, aparat pemerintah untuk memerangi terorisme melalui deradikalisasi," pesannya.