Gerindra: Menyoal Wudhu Sandi Berarti Tak Ngerti soal Fikih

Reporter : barometerjatim.com -
Gerindra: Menyoal Wudhu Sandi Berarti Tak Ngerti soal Fikih

Anwar Sadad, menyoal wudhu Sandiaga Uno berarti tak ngerti soal fikih. | Foto: Barometerjatim.com/natha lintang

SURABAYA, Barometerjatim.com Ketua Harian Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandiaga wilayah Jatim, Anwar Sadad menegaskan tak ada yang salah dengan cara wudhu Cawapres nomor urut dua, Sandiaga Salahuddin Uno alias Sandi.

Menurut politikus yang juga Sekretaris DPP Partai Gerindra Jatim tersebut, fikih itu luas dan variatif. Jika mau menyoal cara wudhu secara fikih, maka harus luas wawasannya dan siap dengan perbedaan pendapat di antara fukaha (ahli fikih).

"Bagi orang pesantren, yang belajar fikih melalui kitab kuning yang ditulis sejak abad pertengahan, melihat cara wudhu seperti itu biasa saja," katanya pada Barometerjatim.com, Selasa (1/1/2019).

Memasukkan tangan ke dalam gayung atau ember yang berisi air kurang dari dua qullah untuk tujuan mengambil air wudhu, tutur Sadad, boleh secara fikih.

"Yang mempersoalkan hal itu pasti enggak ngerti fikih. Lihat saja siapa orang-orang yang mempersoalkan. Bagi orang pesantren sih itu biasa saja," katanya.

Lantas, apa motifnya kalau ada yang mempersoalkan cara wudhu Sandiaga? "Motifnya apa lagi kalau bukan untuk men-downgrade Cawapres pasangan nomor dua. Memalukan!" tegas Sadad yang juga ketua Dewan Pakar IASS (Ikatan Alumni Santri Sidogiri).

Sadad menambahkan, kalau mau bicara fikih dalam konteks Pilpres, sebaiknya bicara yang lebih substantif. Misalnya tentang bagaimana fikih memandang syarat-syarat calon pemimpin, siapa yang lebih layak menjadi pemimpin secara fikih: Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo Subianto.

Acuannya, kata Sadad, memakai teori-teori fikih siyasi (fikih politik), sebagaimana dalam kitab al-Ahkam al-Sultaniyah al-Mawardi, atau yang ditulis oleh Abu Yala. Bisa juga ulama yang lebih modern, misalnya kitab al-Siyasah al-Syariyah yang ditulis Ibn Taymiyah.

"Kalau mau, itu jauh lebih mencerahkan dan memberikan pendidikan politik, daripada mengupas hal yang remeh temeh, apalagi mengandung khilaf (perbedaan pendapat)," ucap penasihat Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Kota Surabaya tersebut.

Ajak Berpikir Rasional

Dalam pandangan kubu Prabowo-Sandiaga, lanjut Sadad, hubungan agama dan negara sudah selesai. Sudah diperdebatkan berbulan-bulan dalam sidang-sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Sudah dirumuskan bermalam-malam dalam rapat-rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan Tim Sembilan, dan sudah diuji dengan berbagai argumentasi dalam sidang-sidang Konstituante sejak 1955 sampai 1959.

"Come on! Pilpres ini cara yang kita sepakati untuk memilih pemimpin secara rasional. Ayo berpikir rasional untuk memilih pemimpin terbaik kita," pungkas wakil sekretaris PCNU Kabupaten Pasuruan periode 2000-2001 tersebut.

ยป Baca Berita Terkait Sandiaga Uno, Pilpres 2019, Anwar Sadad

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.