ASN Pemprov Jatim Dilandasi Energi Positif Asmaul Husna


SURABAYA, Barometerjatim.com Ada yang berbeda dari style kepemimpinan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dibanding gubernur-gubernur sebelumnya. Apa itu?
Selain menekankan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) sebagai kunci pembangunan di Jatim, perempuan yang juga ketua umum PP Muslimat NU itu juga memberikan sentuhan religi untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemprov Jatim.
Salah satunya terkait angka "99" yang menjadi tolok ukur awal kinerjnya. Khofifah memakai istilah 99 hari kerja, bukan 100 hari kerja yang selama ini kerap dipakai kepala daerah usai dilantik.
Menurut Khofifah, alasan memakai istilah 99 hari kerja, karena angka tersebut cerminan dari Asmaul Husna atau nama-nama Allah Swt yang berjumlah 99. Diharapkan, melalui Asmaul Husna, para ASN mendapatkan energi positif dalam menjaankan tugas.
Kalau saya mengambil Ya Lathif artinya kasih sayang. Kalau dalam bekerja dilandasi dengan kasih sayang, insyaallah semua akan membawa hasil yang baik, katanya saat memimpin rapat perdana bersama para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemprov Jatim, Jumat (15/2).
Dalam rapat internal tersebut, Khofifah juga menegaskan pemanfaatan TI menjadi kunci pembangunan Jatim ke depan. TI akan menjadi bagian penting dalam (Sustainable Development Goals (SDGs) alias pembangunan berekelanjutan yang akan dijalankan Pemprov Jatim.
Dia mencontohkan, pemanfaatan TI dapat digunakan untuk meningkatkan sensitivitas kehumasan yang harus dimiliki oleh semua OPD. Sebab, kerja baik dan benar saja tidak cukup, tapi harus ditambah dengan publikasi,
Jadi masyarakat harus tahu bahwa kita sudah melakukan pekerjaan dengan baik dan benar, katanya.
Selain publikasi, lanjutnya, informasi publik yang berkembang di masyarakat juga harus dipantau melalui monitoring media. Dari situ akan diketahui berapa banyak berita positif dan negatif. Untuk berita negatif, pemerintah harus merespon dengan cepat guna meluruskannya.
Jika monitoring ini berjalan baik, bisa dibagi per OPD, lalu dibagi lagi per rumah sakit misalnya, jelasnya, sembari menambahkan perlunya meningkatkan infrastruktur dan teknik pengumpulan dan pengintegrasian data di seluruh OPD.
Terbitkan Buku Panduan

Ditambahkan Khofifah, sebagai barometer awal bekerja sebagai pemimpin Jatim, dirinya bersama Wagub Emil Elestianto Dardak telah menyusun program kerja selama 99 hari pertama.
Kami telah mempersiapkan pelayanan kerja Cettar. C-nya cepat, E-nya efektif, T-nya tanggap dan transparan serta R-nya responsif, tambahnya.
Soal penerapan Cettar di 99 hari pertama, tim navigasi yang dibentuk bersama Emil telah menyusun buku panduan yang nanti harus di-tashih (ditelaah) lagi oleh setiap OPD, agar dapat diadopsi dan dijalankan menjadi program atau kegiatan di masing-masing OPD.
Agar Cettar berjalan dengan baik dan sesuai harapan, Khofifah akan membaginya ke dalam tiga tahap, masing-masing tahap terdiri dari 33 hari.
Sedangkan untuk koordinasinya, Khofifah akan membaginya per wilayah Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil). Ini agar lebih cepat dan efektif, jadi dilakukan di Bakorwil-Bakorwil, tandasnya.
ยป Baca Berita Terkait Khofifah, Pemprov Jatim