7 Parpol Terancam Tak Masuk Senayan, Ini Penyebabnya


SURABAYA, Barometerjatim.com Tujuh dari 16 Parpol terancam tak lolos parliamentary threshold (PT) hasil Pemilu 2019. Bagi CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, hal itu membuktikan bahwa berpartai di negara dengan sistem demokrasi sebesar Indonesia tidaklah sederhana, tidak mudah, dan tidak murah.
"Nah, siapapun yang melakukan itu, harus melakukannya dengan rentang waktu yang cukup, dengan infrastruktur atau jaringan sosial yang memadai," katanya.
Menurut Eep, punya uang saja tidaklah cukup kalau tidak memiliki jaringan sosial. Sebab, uang tidak bisa disulap menjadi jaringan sosial. "Jaringan sosial pun harus diaktivasi, dan untuk mengaktivasi maka butuh resources," katanya.
Jadi, tandas suami Sandrina Malakiano tersebut, pertemuan antara jaringan sosial dengan resources itulah yang membuat sebuah partai baru bisa terbangun. "Saya lihat dari problem-problem partai baru yang ada sekarang itu," katanya.
Bagi Eep, jaringan sosial bukan hasil sulapan tapi harus dibangun dengan kerja keras dan membutuhkan waktu. "Dia hasil pembentukan lewat keringat dan makan waktu, dan waktu tidak bisa dibeli dengan uang," tegasnya.
Sembilan Parpol Melenggang

Sebelumnya, hasil survei Polmark Indonesia periode Oktober 2018 hingga Februari 2019 yang dirilis Selasa (5/3/2019) di Surabaya mencatat, ada tujuh Parpol yang kemungkinan tak lolos PT 4 persen. Yakni Perindo (2 persen), Hanura (1,1), PSI (0,6), PBB (0,5), Berkarya (0,4), PKPI (0,2) dan Garuda 0,1.
Sedangkan sembilan Parpol lainnya yang kemungkinan lolos yakni PDIP (28,6 persen), Gerindra (14,1), Golkar (13,3), PKB (11,5), Demokrat (6,9), PAN (5,9), Nasdem (5,6), PKS (4,6) dan PPP (4,5).
"Kalau dlihat dari hasil survei sekarang di 73 Dapil, minus tujuh Dapil yang belum ada datanya ini, itu sembilan partai ya," ujar Eep.
Khusus PAN, yang selama ini disebut-sebut tak lolos PT, terbantahkan dengan hasil survei Polmark. "Dengan belum menghitung margin of error, 5,9 persen sekarang. Artinya, kalau margin of error diperhitungkan bisa di bawah itu, bisa di atas itu," katanya.
ยป Baca Berita Terkait Pemilu 2019, Survei