Wapres Minta Antigen Jangan Terlalu Banyak, Ini Dampaknya

-
Wapres Minta Antigen Jangan Terlalu Banyak, Ini Dampaknya
JANGAN PERBANYAK ANTIGEN: Swab antigen jangan kebanyakan, justru swab PCR yang akurasing lebih tinggi. | Foto: Barometerjatim.com/IST SURABAYA, Barometerjatim.com - Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma'ruf Amin minta agar penggunaaan swab antigen jangan terlalu banyak. Justru yang diperbanyak yakni swab PCR (Polymerase Chain Reaction) karena akurasinya lebih tinggi. "Sebenarnya antigen itu kalau saya amati positivity rate-nya rendah," katanya saat memimpin rapat koordinasi (rakor) virtual dengan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, wakil kota/bupati, dan Satgas Covid-19 terkait perkembangan penanganan Corona dan perpanjangan PPKM Darurat di Jatim, Rabu (21/7/2021). "Saya pernah mengusulkan supaya jangan terlalu banyak justru di antigen. Oleh karena itu, antigen ini jangan terlalu banyak," tandas Ma'ruf. Diketahui, positivity rate merupakan perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu lantas menyoroti  positivity rate di Jatim yang masih tinggi, jauh di atas standar 5 persen yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO/ World Health Organization). Jumlah testing di Jatim memang sudah di atas standar WHO. Tetapi positivity rate-nya di Jatim masih sangat jauh di atas standar WHO, yaitu 5 persen, kata Ma'ruf. Positivity rate Provinsi Jatim masih berada pada angka 39,24 persen. Jadi jauh di atas WHO yang 5 persen, tandasnya. Karena itu, Maruf meminta gambaran yang utuh dari Jatim agar pemerintah pusat bisa membantu, termasuk penambahan jumlah testing maupun tracing, agar positivity rate dapat diturunkan. Dalam rakor tersebut, secara keseluruhan Ma'ruf fokus pada empat hal terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Jatim. Pertama, soal pelaksanaan PPKM Darurat yang disebutnya belum maksimal. Kedua, soal 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Ketiga, capaian vaksinasi yang baru 8,36 persen dari target sasaran 31,8 juta jiwa. Keempat, soal bantuan sosial dan bantuan produktif untuk usaha mikro. » Baca Berita Terkait PPKM Darurat