Tragedi Kanjuruhan, Gus Sadad: Laga Big Match atau Derby Kerap Ricuh, Pindah Saja ke Luar Pulau

BERTUMBANGAN: Suporter Arema baik pria maupun wanita bertumbangan di Stadion Kanjuruhan Malang. | Foto: FB SURABAYA, Barometerjatim.com Laga big match ataupun derby kerap menimbulkan kericuhan dari suporter, terlebih jika tim tuan rumah yang didukungnya menelan kekalahan. Belum lekang ingatan publik saat Bonek ngamuk di Stadion Gelora Delta Sidoarjo usai tim kesayangannya dilibas RANS Nusantara FC 1-2, kini kericuhan hebat yang berujung 131 nyawa melayang terjadi di Stadio Kanjuruhan, Malang, usai Arema dihantam Persebaya 2-3 dalam lanjutan Liga 1 Indonesia, Sabtu (1/10/2022). Bagi Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad, laga-laga derby yang berpotensi menimbulkan keramaian dan gesekan sebaiknya dimainkan di tempat netral, tanpa penonton, agar kericuhan tak terus-terusan terulang. "Ini soal kemanusiaan. Jangan sampai terjadi lagi, pindah saja laga di tempat netral yang jauh dari homebase suporter," katanya di Surabaya, Minggu (2/10/2022). Tapi jika di tempat netral tetap saja ricuh, legislator yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jatim itu menyarankan sebaiknya digelar di luar pulau. "Belajar dari Piala Gubernur Jatim 2020 lalu juga laga netral di Blitar, tapi secara jangkauan masih bisa diakses suporter, tetap juga ada kericuhan. Kalau perlu dipindah saja ke luar pulau," ucapnya. Selain iru, Sadad juga menyinggung soal waktu pertandingan di malam hari. Seharusnya, laga-laga big match atau derby dimainkan di siang hari untuk menghindari potensi kericuhan.
- Baca: Tragedi Kanjuruhan, Senator Nawardi: Hentikan Liga 1, Harus Ada yang Bertanggung Jawab dan Diproses!