Pengamat: La Nyalla Berpeluang Diusung Gerindra tapi Berat

-
Pengamat: La Nyalla Berpeluang Diusung Gerindra tapi Berat
DEADLINE 20 HARI: La Nyalla Mattalitti, dideadline Partai Gerindra selama 20 hari untuk diusung di Pilgub Jatim 2018. | Foto: Ist SURABAYA, Barometerjatim.com La Nyalla Mattalitti berpeluang maju di Pilgub Jatim 2018, menyusul surat tugas dari Partai Gerindra. Namun deadline 20 hari untuk mencari dukungan dari Parpol lain cukup berat. "Peluang Pak Nyalla masih terbuka, kendati menurut saya butuh perjuangan ekstra," nilai Pengamat politik asal Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surochim Abdussalam, Senin (11/12). Kenapa berat? "(Parpol) yang tersisa tinggal PAN, sementara PKS hampir pasti ke Gus Ipul. Ini berat dan butuh kerja ekstra keras," tandasnya. Baca: Lepas Demokrat, La Nyalla Berharap Gerindra dan PAN Menilik komposisi kursi di DPRD Jatim, Gerinda 'hanya' bermodal 13 kursi atau  masih kurang tujuh kursi untuk menggenapi 20 kursi syarat mengusung pasangan calon. Karena itu Gerindra harus berhitung cermat, bahwa calon yang diusung harus punya daya magnet yang kuat untuk bisa menarik perhatian partai koalisi yang lain," katanya. Surochim juga melihat Gerinda terlalu lama 'menggoreng' kandidat yang akan diusung di Pilgub Jatim. Akibatnya, selain calon kesulitan memilih kandidat yang diajukan, Parpol juga mulai banyak bergerak bergabung ke koalisi yang sudah ada. Baca: Didukung Yusril, La Nyalla Kian Semangat Maju Cagub "Sebagai partai komando, Gerindra tidak melihat dinamika lokal dengan cepat sehingga bisa merespons dinamika politik dengan cepat," papar peneliti Surabaya Survey Center (SSC) itu. Langkah lebih menguntungkan, lanjut Surochim, sebenarnya bikin poros sendiri karena bisa memicu efek elektoral yang bagus bagi Parpol di Pileg dan Pilpres 2019. "Namun, jika peluang itu menipis dan pilihannya bergabung di antara KIP (Khofifah Indar Parawansa) dan GI (Gus Ipul), maka pilihan Gerindra prediksi saya akan merapat ke KIP," tambahnya. Baca: Survei LKPI: Khofifah Terpopuler, Disusul La Nyalla Jika munculnya poros baru siapa yang akan diuntungkan? Menurut Surochim peluangnya sama karena pemilih masih cair. "Karena pemilihan ini satu putaran, maka poros baru, siapapun itu,  berpotensi mengerus keduanya. Selain itu, kemajuan medsos bisa menjadi pemilih akan semakin cair dan sulit kalau hanya mengandalkan klaim," pungkasnya.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.