Sidoarjo Langganan Banjir, Legislator Golkar: Kajian Pemkab Itu seperti Apa, kok Ndak Pernah Selesai

Reporter : -
Sidoarjo Langganan Banjir, Legislator Golkar: Kajian Pemkab Itu seperti Apa, kok Ndak Pernah Selesai
LANGGANAN BANJIR: Wabup Sidoarjo, Subandi saat meninjau banjir di Desa Sumorame. | Foto: Barometerjatim.com/HADI

SIDOARJO, Barometer Jatim – Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Sidoarjo, M Nizar menilai Pemkab Sidoarjo tak pernah serius dalam menangani persoalan banjir. Terutama di beberapa wilayah yang selama ini menjadi langganan setiap musim penghujan, yakni di Kecamatan Tanggulangin dan Porong.

"Saya bingung, kajiannya itu seperti apa kok banjir ini ndak pernah selesai. Kalau cuma genangan tidak masalah, bisa jadi 1-2 jam sudah surut. Tapi ini kan tidak," katanya, Rabu (22/2/2023).

Menurut Nizar, selama ini Pemkab Sidoarjo hanya mengandalkan mesin pompa dalam mengatasi banjir. Padahal hal itu dinilainya tidak cukup efektif.

"Mesin pompa itu justru enggak efektif, karena sifatnya hanya mengurangi debit air. Tapi ketika turun hujan lagi, maka air sungai kembali naik," ujarnya.

Seharusnya, lanjut Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sidoarjo tgersebut, Pemkab dalam hal ini Dinas PU Bina Marga melakukan kajian yang matang, baik dari aspek penyebab terjadinya banjir hingga perencanaan dalam mengatasinya. Sehingga pada saat musim hujan datang, banjir dapat diminimalisir.

"PU Bina Marga harus turun tangan, silakan cari solusinya yang benar. Kira-kira penyebab terjadinya banjir ini apa. Jika terjadinya pendangkalan, maka normalisasi harus dilakukan. Jangan dibiarkan saja," tegasnya.

Apalagi, tandas Nizar, permasalahan banjir merupakan satu dari sekian persoalan yang belum bisa teratasi Pemkab Sidoarjo dari tahun ke tahun.

Pekerjaan Besar Pemkab

Sebelumnya, Wakil Bupati Sidoarjo, Subandi melakukan sidak banjir di sejumlah desa. Wilayah yang tergenang di antaranya di Kecamatan Tanggulangin, yaitu di Desa Kedung Banteng, Banjar Asri, Banjar Panji, Kalidawir dan Boro. Lalu di Kecamatan Porong meliputi Desa Sawahan, Candi Pari, dan Wunut, sementara di Kecamatan Candi yakni di Desa Sumorame.

“Khusus wilayah Desa Boro dan Sumorame, tahun-tahun sebelumnya tidak pernah banjir hingga air masuk permukiman. Banjir di dua desa ini akibat air sungai meluap, dampak dari hujan dan naiknya air laut,” katanya saat sidak di Desa Sumorame.

Sedangkan di wilayah desa lainnya, kata Subandi, banjir terjadi akibat hujan tinggi. Wilayah-wilayah tersebut sudah menjadi langganan banjir karena lokasi yang rendah.

“Banjir yang datang di setiap musim hujan tersebut menjadi pekerjaan besar Pemkab Sidoarjo dalam menghadapi komplain masyarakat,” kata Subandi,

“Pengukuran kembali jalan raya yang terendam banjir menjadi salah satu solusi sementara, selain itu normalisasi sungai di setiap desa yang menjadi langganan banjir juga perlu dilakukan pemerintah,” sambungnya.

Diketahui, Sepanjang Januari hingga Februari 2023 terdapat beberapa kecamatan lain yang terendam banjir. Yakni Kecamatan Waru di Desa Medaeng, Kureksari, Waru, Pepelegi, Janti, Kedungrejo, dan Tambak Sumur. Lalu Desa Sidodadi dan Bringinbendo di Kecamatan Taman, serta Desa Mergosari, Banjarwungu, dan Gempol Klutuk di Kecamatan Tarik.{*}

» Baca Berita Sidoarjo, Baca tulisan terukur Syaikhul Hadi.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.