Evaluasi Resepsi 1 Abad NU, Gus Salam Singgung Cara Panitia Perlakukan Kiai Sepuh!

Reporter : -
Evaluasi Resepsi 1 Abad NU, Gus Salam Singgung Cara Panitia Perlakukan Kiai Sepuh!
ZIARAH: Gus Salam ziarah ke makam Imam Suhrowardi, kader NU yang meninggal saat resepsi 1 Abad NU. | Foto: IST

JOMBANG, Barometer Jatim – Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Abdussalam Shohib menyebut kehadiran jamaah dalam resespi puncak 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023), terbilang luar biasa. Bahkan di luar ekspektasinya lantaran jutaan Nahdliyin beramai-ramai memutihkan Kota Delta.

“Ini menunjukkan bahwa kecintaan masyarakat pada NU dan para masyayikh semakin luar biasa. Sekaligus bukti bahwa Jawa Timur menjadi baromater dan basis NU,” kata kiai yang akrab disapa Gus Salam tersebut usai takziah ke rumah Mustain di Dusun Mojogeneng, Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Jombang, Kamis (9/2/2023).

Mustain adalah ayah dari Imam Suhrowardi yang meninggal dunia saat menghadiri resepsi puncak 1 Abad NU. Imam yang kader IPNU berusia 22 tahun, diketahui ambruk dan menghembuskan napas terakahir pada rakaat kedua saat jamaah shalat dzuhur.

Terkait kehadiraan jutaan Nahdliyin di Stadio Gelora Delta, Gus Salam memberikan apresiasi tinggi kepada Bupati Sidoarjo, Akhmad Muhdlor Ali beserta jajaran Pemkab. Sebagai tuan rumah, mereka dinilai all out dalam menyiapkan semuanya demi kelancaran hajatan 1 Abad NU.

Demikian pula warga Sidoarjo yang disebutnya guyub dengan memberikan bantuan makanan dan minuman untuk jamaah. “Kami juga angkat topi pada Wali Kota Surabaya dan Bupati Gresik yang memberikan dukungan penuh,” tambahnya.

Sementara disinggung soal evaluasi atau catatan atas penyelenggaraan 1 Abad NU, Gus Salam menyatakan tentu setiap kegiatan ada kekurangannya, apalagi melibatkan jutaan orang.

"Nah, salah satu catatan agar ke depan bisa semakin baik lagi, adalah menyangkut kesiapan dan koordinasi panitia dalam menyambut dan memperlakukan para ulama-kiai sepuh," tuturnya.

Menurut Gus Salam, ada cukup banyak kiai-ulama sepuh atau kalangan rais syuriyah yang tidak bisa masuk ke lokasi. Mereka tertahan di luar, bahkan tidak sedikit yang harus berjalan kaki beberapa kilometer. Padahal, mereka-mereka itu sebetulnya yang paling berhak untuk ditempatkan di panggung utama.

"Para kiai-ulama itu merupakan ’owner’ dari NU. Kalau kita-kita ini kan hanya haflah atau panitia pelaksana saja,” tandas kiai Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang tersebut.

Terlepas alasannya macet atau apa, tandas Gus Salam, tentu semua masih dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan dari awal agar para kiai sepuh mendapatkan tempat yang selayaknya.

“Meski saya yakin para kiai sepuh itu tetap ikhlas. Mungkin tidak banyak menuntut beliau-beliau, namun adab sebagai santri kan kita mesti bisa menyadari itu semua,” ucapnya.

Selebihnya, atas nama PWNU Jatim, Gus Salam turut meminta maaf kepada warga masyarakat, terutama para masyayikh, terkait hal-hal yang kurang berkenan. Dia pun memberikan saran kepada panitia, terutama dari PBNU, untuk sowan ke para kiai-ulama sepuh atas ketidaknyamanan tersebut.

“Menyampaikan terima kasih dan memohon maaf atas semua kejadian itu. Harapannya ke depan tidak terjadi lagi dan dapat semakin baik lagi,” tuntasnya.{*}

» Baca 1 Abad NU. Baca tulisan terukur Abdillah HR.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.