Direktur Eksekutif SCG: Polltrend Salah Asas!
SURABAYA, Barometerjatim.com - Mungkin, inilah jawaban mengapa Direktur Eksekutif Polltrend Education and Research, Khoirul Yahya begitu kelabakan saat ditanya terkait margin of error atas hasil surveinya.
Ternyata, menurut Eksekutif Direktur Surabaya Consulting Group (SCG), Didik Prasetiyono metode yang dilakukan Polltrend "salah asas".
"Benar, metode penelitian diserahkan sepenuhnya pada peneliti, mau memakai kuantitatif ataupun kualitatif. Namun yang perlu adalah mengikuti kaidah metodologi penelitian secara konsisten dan taat asas," kata Didik, Kamis (31/8/2017).
Bila diputuskan memakai metode penelitian kualitatif lewat pengumpulan data dengan Focus Group Discussion (FGD), tegasnya, adalah "salah asas" kalau kemudian peneliti mengeluarkan data yang dihasilkan dengan angka dan persentase.
"Karena pada prinsipnya penelitian kualitatif adalah deskriptif," tandas Komisioner KPU Jatim periode 2003-2008 tersebut.
Merespon hasil rilis survei Polltrend bertajuk Opinion Makers Kiai Jatim Survei Kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim dalam Pilgub Jatim 2018 di salah satu hotel di Surabaya, Rabu (30/8/2917), menurut Didik, mungkin perlu dijelaskan lebih dalam tentang metodologi penelitian agar tidak menyesatkan.
Hindari Survei Pesanan
Disebutkan Polltrend, kata Didik sambil mengutip pemberitaan media, perolehan berupa angka persentase yang menjadi ciri penelitian kuantitatif, sementara disampaikan juga tentang digunakannya metode FGD sebagai cara mengambil sample.
"Hal tersebut terlihat jelas sebagai ketidakpatuhan terhadap metode penelitian kuantitatif yang mensyaratkan random (acak) sebagai cara pengambilan sample," tandasnya.
Sebagai edukasi, tambahnya, penting untuk menjelaskan metodologi penelitian ini secara terbuka kepada masyarakat agar setiap penelitian survei -- khususnya survei terkait Pilkada -- dapat disajikan jujur sesuai kaidah penelitian.
Menurut Didik, hasil survei Pilkada sebenarnya akan membantu pemilih sebagai alat analisa dalam pengambilan keputusan. Tren adanya penyalahgunaan penelitian sebagai alat pembentukan opini semata, atau yang dikenal dengan survei pesanan, haruslah dihindari.
"Para ilmuwan dan peneliti harus teguh menjaga integritas dengan tetap mematuhi kaidah keilmuan dalam survei penelitian Pilkada," tuntasnya.{*}