Gus Ipul Harap Banyuwangi Jadi Pelopor Sekolah Rakyat, Bagaimana dengan Kemiskinan?

Reporter : -
Gus Ipul Harap Banyuwangi Jadi Pelopor Sekolah Rakyat, Bagaimana dengan Kemiskinan?
MASIH 106,61 RIBU: Penduduk miskin di Banyuwangi sebanyak 106,61 ribu jiwa pada 2024. | Sumber: BPS

BANYUWANGI | Barometer Jatim – Kabupaten Banyuwangi diharapkan bisa menjadi pelopor sekolah rakyat, salah satu program utama Presiden Prabowo Subianto dalam pengentasan kemiskinan.

Harapan itu disampaikan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf saat pertemuan dengan sejumlah pilar penggerak sosial di Pendopo Shaba Swagata Blambangan Banyuwangi, Jumat (18/4/2025).

“Saya berharap Banyuwangi bisa menjadi pelopor dari sekolah rakyat ini,” kata Mensos yang akrab disapa Gus Ipul tersebut.

Dia optimistis Banyuwangi bisa menjadi pelopor untuk menggelar sekolah rakyat tahun ini, karena memiliki pengalaman dan rekam jejak dalam menurunkan angka kemiskinan.

"Banyuwangi ini kinerjanya cukup bagus, termasuk daerah dengan penurunan kemiskinannya yang tinggi,” kata Gus Ipul.

“Karena itu, kami berharap Banyuwangi bisa menjadi daerah pelopor sekolah rakyat. Ke depan dengan adanya sekolah ini harapannya penurunan kemiskinan bisa lebih tinggi lagi," sambungnya.

Lantas, bagaimana kondisi kemiskinan di kabupaten yang dipimpin Bupati Ipuk Fiestiandani tersebut?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banyuwangi, persentase penduduk miskin di Bumi Blambangan turun dari 7,34% (2023) menjadi 6,54% (2024). Secara jumlah penduduk miskin, saat ini masih sebanyak 106,61 ribu jiwa atau berkurang 12,91 ribu jiwa dibandingkan 2023 sebesar 119,52 ribu jiwa.

Penurunan kemiskinan pada 2024 ini tercatat yang terbesar selama periode 2020-2024 di Banyuwangi. Sehingga selama periode 2003-2024, terjadi penurunan kemiskinan 11,31% poin dari 17,85% pada 2003 menjadi 6,54% di 2024.

Sedangkan garis kemiskinan Banyuwangi pada Maret 2024 sebesar Rp 470.713/kapita/bulan. Dibandingkan Maret 2023, garis kemiskinan bertambah Rp 21.785,00/kapita/bulan yakni Rp 448.928/kapita/bulan atau meningkat 4,85%.

Beberapa faktor yang turut memengaruhi kondisi kemiskinan di Banyuwangi periode Maret 2024, antara lain inflasi Maret 2024 terkendali sebesar 2,67% (y-o-y). Nilai inflasi ini lebih rendah dibandingkan Maret 2023 yakni 5,71% (y-o-y).

Lalu peningkatan rata-rata harga beras, untuk medium dari kisaran Rp 12.000/kilogram di 2023 menjadi kisaran Rp 15.000/kilogram di 2024 dan untuk premium dari kisaran Rp 13.000/kilogram di 2023 menjadi kisaran Rp 16.000/kilogram di 2024.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi pada 2023 sebesar 5,03%, lebih tinggi dibandingkan 2022 sebesar 4,43%.{*}

| Baca berita Banyuwangi. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.