Bumi Putra: Hilangkan Patung Dewa Perang China dari Tuban

-
Bumi Putra: Hilangkan Patung Dewa Perang China dari Tuban
TOLAK PATUNG: Demonstran penolak keberadaan patung Kong Co Kwan Sing Tee Koen membawa poster pahlawan nasional saat menggelar aksi di depan Gedung DPRD Jatim, Senin (7/8). | Foto: Barometerjatim.com/BAYAN AP SURABAYA, Barometerjatim.com Ditutupi kain, bukan berarti masyarakat berhenti menyoal patung Kong Co Kwan Sing Tee Koen. Sebaliknya, puluhan elemen masyarakat yang menamakan Gerakan Boemi Poetra Menggoegat (GBPM) mendesak agar patung simbol Dewa Perang China tersebut dihilangkan dari Bumi Ranggalawe. Desakan tersebut disampaikan GPPM lewat aksi di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Senin (7/8). Mereka membawa spanduk berisi penolakan atas keberadaan patung, serta membawa poster pahlawan bangsa seperti raja-raja di nusantara, Bung Tomo, dan sejumlah pahlawan nasional lainnya. "Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan selalu menghargai jasa para pahlawannya. Di dada para anak bangsa bergaung semangat kemerdekaan yang diwariskan para pahlawan kemerdekaan," teriak Korlap Aksi, Didik Muadi dalam orasinya. Baca: Mengerikan, Bocah di Malang Tewas Digigit Anjing Pitbull Namun, katanya, keberadaan patung Kwan Sing Tee Koen di Tuban seolah mengabaikan rasa kebanggaan anak-anak bangsa akan kecintaannya terhadap tanah air. Apalagi, patung itu simbol jenderal perang asal China. "Kita bukan orang-orang rasis. Kita adalah orang-orang beradab yang mencintai tanah air. Selain itu, keberadaan patung itu melukai semangat nasionalisme kita sebagai anak bangsa," teriak Didik lagi. Dia juga menegaskan, pembangunan patung raksasa itu juga menunjukkan kecongkakan di tengah rasa kebangsaan yang ingin terus digaungkan menjelang peringatan HUT ke-72 kemerdekaan RI. Sikap Intoleran SIMBOL DEWA PERANG CHINA: Inilah penampakan patung Kong Co Kwan Sing Tee Koen sebelum ditutupi kain akibat penolakan dari masyarakat. | Foto: Ist Keberadaan patung itu dinilainya menunjukkan ketidakpekaan dan ketidakpantasan para penggagas, pemilik dan pelaksana pembangunan. "Serta, tentu saja itu menunjukkan sikap intoleran. Sehingga keberadaan patung itu menimbulkan banyak perdebatan dan protes," tegasnya. Karena alasan itu, kata Didik, GBPM menolak keberadaan patung Kong Co Kwen Sing Tee Koen di Jawa Timur. "Patung tersebut harus dihilangkan dari Tuban, serta kawasan Indonesia lainnya," tandasnya. Baca: Aspirasi Mahasiswa Membentur Gedung Kosong DPRD Jatim Seperti diketahui, patung yang mulai dibangun sejak Sepetember 2016 dengan anggaran Rp 2,5 miliar itu hingga saat ini belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemkab Tuban. Namun pada 17 Juli 2017, patung yang di bawahnya dihias ornamen ular naga tersebut diresmikan Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan. Karena menimbulkan kontoversi di masyarakat, Jumat (4/8) lalu patung tersebut ditutup kain.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.