Anak Amrozi Gemetar Kibarkan Bendera Merah Putih

MERAH PUTIH: Zulia Mahendra (kiri), putra almarhum Amrozi usai mengibarkan bendera merah putih pada Upacara Peringatan HUT ke-72 RI di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Kamis (17/8). | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR/IST
LAMONGAN, Barometerjatim.com Zulia Mahendra, putra almarhum Amrozi bin Nurhasyim, terpidana mati teroris Bom Bali sempat merasakan gemetar saat mengibarkan bendera merah putih pada Upacara Peringatan HUT ke-72 RI di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Kamis (17/8).
"Tadi saat bendera naik sampai di tengah tiang, saya merasakan gemetar. Soalnya perasaan khawatir bercampur sedih dan terharu bisa mengibarkan bendera pertama kalinya," katanya.
Zulia Mahendra atau yang akrab dipanggil Hendra, merupakan salah satu petugas pengibar bendera merah putih pada Upacara Peringatan HUT ke-72 RI yang diselenggarakan para mantan kombatan dan mantan teroris yang tergabung dalam Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) di Lamongan.
Baca: Dari Kampung Amrozi, Eks Teroris Sumpah Setia NKRI
Petugas pengibar bendera lainnya adalah Khoirul Mustain, anak Nor Minda terpidana empat tahun penjara sebagai penyedia bahan peledak dan amunisi saat aksi teror Bom Bali. Sedangkan, pembawa bendera adalah Syaiful Arif alias Abid alias David alias Jack, mantan kombatan Ambon pada 2001.
Pada 2003, Syaiful Arif kemudian berpindah ke Poso. Dia pernah terlibat penyerangan warga Desa Beteleme Poso, dan juga baku tembak dengan anggota Brimob BKO dari Aceh di Poso. Syaiful Arif sendiri mengalami luka tembak di telapak kaki dan harus diamputasi. Sempat ditahan di penjara Poso dan keluar pada 2006.
Tak Bisa Tidur
MANTAN TERORIS-KOMBATAN: Upacara peringatan HUT ke-72 RI di Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan diikuti 37 mantan kombatan dan teroris serta 12 mantan jaringan.
| Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR
Berbeda dengan Yoyok Adi Sucahyo alias Broyok, mantan murid Abu Fariz salah satu komandan perang ISIS di Syiria yang bertindak sebagai komandan upacara, sempat kepikiran dan tidak bisa tidur sehari sebelum pelaksanaan upacara.
"Semalam sampai kepikiran tidak bisa tidur, sebelum pelaksanaan juga sempat grogi, sebab sejak 21 tahun silam tidak pernah ikut upacara," tutur Yoyok usai pelaksanaan pengibaran bendera merah putih.
"Dulu ikut upacara pun bukan sebagai pemimpin tapi ada di barisan anggota. Tapi, alhamdulillah dengan bismillah bisa berjalan dan tidak grogi lagi saat pelaksanaan."
Baca: Dendam, 9 Tahun Haram Hormat Bendera Merah Putih
Sementara itu pelaksanaan pengibaran bendera merah putih diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari 37 orang mantan kombatan dan mantan teroris, 12 orang mantan jaringan, aparat TNI/Polri, serta pemuda dan masyarakat sekitar.
Pada pelaksanaan upacara, bertindak sebagai inspektur yakni Kapolres Lamongan, Ajun Komisaris Besar Polisi Juda Nusa Putra.
Sedangkan bertindak sebagai perwira upacara adalah Ustadz Yusuf Anis alias Haris alias Abu Bilal, mantan kombatan lulusan Akademi Militer di Afghanistan 1991.
Sedangkan pembaca teks proklamasi adalah Ustadz Ali Fauzi, pendiri YLP yang juga mantan kombatan Afghanistan dan Mindanao, Filipina.